Nasehat
terkeren, terkesan, terciamik, terefektif, dan paling jos adalah bukan
dengan hanya arahan atau perintah secara lisan. Akan tetapi, dengan memberikan
contoh dari diri sendiri. Ada seorang bapak yang melarang keras anaknya untuk
merokok. Namun di sehari-harinya bapak tersebut selalu menyuruh anaknya itu
untuk pergi ke warung buat beli rokok untuk dia sendiri. Lalu, apakah anak tadi
lantas mengiyakan larangan dari bapaknya tadi? Mungkin iya mungkin tidak. Kalau
iya pun karena sebatas bentuk rasa hormat atau rasa takut dari anak ke bapak
biar ngga dianggap jadi anak kurang ajar. Atau mungkin sang anak sudah mengerti
dan mempelajari efek negatip rokok untuk tubuhnya sehingga menghindari perilaku
merokok tadi.
Hal
ini akan berbeda apabila sang bapak tadi memang bukan perokok. Sehingga kalau
menasehati anaknya pun langsung mengena, karena sudah ada contohnya. Si anak
pun bisa berpikir “oh bapak ngga ngerokok nih. Kalau ngelarang aku ngerokok
berarti emang ada bahayanya ini, ada efek negatifnya ini. Oke lah, aku ngga
bakal ngerokok”.