Terkadang orang itu aneh. Nonton film satu
sampe dua jam aja masih kurang, nonton pertandingan bola 2x45 menit aja minta
nambah, nonton drama korea berjam-jam aja semangat banget, tapi kok sholat terlebih
saat berjamaah dilebihin jadi lima menit aja udah gusar minta ampun, udah
bergumam sendiri; “ini kapan sih selesainya”, pokoknya gatal banget kakinya
mau kabur aja. Pengen buru-buru keluar, ngelanjutin apa tadi yang dilewatkan. Padahal
ya setelah itu ya mereka cuma nongkrong ngga jelas, nonton anime, maen
DOTA, ngrumpi, nggosipin artis terbaru, dan kegiatan kegiatan lainnya yang
kurang bermanfaat. Kenapa coba? Sholat kan padahal salah satu ibadah dimana
kita bisa berinteraksi langsung dengan sang Maha Khaliq. Bisa bercakap, bisa
curhat, bisa berkeluh kesah, kok ya malahan dijadiin sampingan. Bisa dilihat di
lapangan sebenarnya bahwa rata-rata orang sholat itu kurang dari lima menit.
Takbiratul ihram, sampe salam, trus kelar. Pokoknya yang penting udah sholat
aja mikirnya, trus ngacir aja keluar, tanpa zikir dulu, nyebut asma
Allah, dan terlebih tanpa mengindahkan makna dari sholat itu sendiri. Allah telah
berfirman dalam kitabNya :
Maka
celakalah orang yang sholat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya.
(Q.S Al-Ma’un 4-5).
Dan
dalam alqur’an, redaksi mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan orang-orang
yang lalai yaitu orang yang tidak menghargai dan melalaikan pelaksanaan serta waktu-waktu
sholat tersebut. Jadi apakah orang-orang yang pada sholat di akhir waktu, dan
sholat yang bungkuk sujud kayak senam aerobik gitu termasuk alam kategori
orang-orang yang celaka tadi? Wallahu ‘alam.
Nah, mari intropeksi diri
kita sendiri dulu, masak iya kita mau termasuk dari golongan yang celaka tadi? Aku
sendiri ya melihat ibadahku, sholatku. Aku masih banyak salah, niat belum
tertata, sholat ya sering di akhir waktu, dan itu pun cuma sebagai sarat
kewajiban aja, bukan dari hati, dan masih banyak kekurangan-kekurangan yang
lainnya. Tapi setidaknya mari kita jadikan tulisan ini sebagai bahan
instropeksi untuk kita bersama. Kitalah yang paling tahu akan diri kita
sendiri. Jadi jangan terlalu mengharapkan orang lain untuk mengingatkan selalu.
Memang benar kita sebagai kaum muslim berkewajiban untuk mengingatkan sesama
saudara satu iman. Tapi kalau dari diri kita sendiri ngga ada keyakinan serta
kemauan untuk merubah diri kita ya nonsense. Jadi ya aku di sini cuma
mau mengingatkan, mengajak sesama, untuk istilahnya memperbaiki ibadah kita,
terlebih sholat kita. Allah juga udah berfirman kan, pada waktu nanti di hisab,
amal pertama yang dihisab yaitu sholat kita. Jika amalan sholat kita itu bagus
ya baguslah pula amalan-amalan kita yang lainnya, dan surga yang Ia janjikan
udah menunggu kita disana. Tapi kalau sholat kita masih belum sempurna, gerakan
ya kayak senam aerobik tanpa dilakukan secara tuma’ninah, dan apalagi
yang masih bolong. Lalu bagaimana dengan amalan-amalan yang lainnya kalau
sholatnya aja kayak gitu. Terkadang ada yang tanya,
“Itu ada yang udah sholat
rajin, lima waktu bahkan titelnya haji, kenapa kok masih aja maling, nyuri, dan
kegiatan-kegiatan maksiat lainnya? Berarti sholat ngga menjamin perilaku
sesorang itu baik juga dong?”
Lhoo, kalau dia kayak gitu
berarti sholatnya yang masih ngga bener. Walau keliatannya rajin sekali, tapi
apa bener sholatnya dilakukan lillahi ta’ala. Nggak mungkin lah firman Allah
salah, kan Dia juga pernah berfirman bahwasanya sholat itu menghindarkan dari
perbuatan keji dan munkar. Lha kalo dia masih sempet nyuri, nyopet, membunuh,
dan maksiat-maksiat yang lainnya, berarti sholatnyalah yang ngga bener.
Jadi
intinya adalah, Allah telah memberikan 24 jam sehari untuk kita. Kok ya menyisihkan
satu sampe dua jam saja untuk beribadah, untuk memenuhi panggilanNya aja
susahnya minta ampun. Allah masih kurang pengasih bagaimana lagi coba? Toh
sebenarnya bukan Dia yang membutuhkan kita, tapi kitalah yang membutuhkanNya,
membutuhkan pertolonganNya, kasih sayangNya, rahmatNya.
Udah sholat di akhir
waktu, sholat juga ngga ada lima menit. Ibarat belanja di Mall aja nyari diskon
alias kortingan. Sholat kok di korting? Apa ngga malu?
No comments:
Post a Comment