Konon katanya, kita bertumpah
darah satu, tanah air Indonesia.
Tapi banyak warga indonesia yang lebih bangga hidup di
negara orang lain. Berkeluarga di sana, sukses di sana, meninggal pun di sana. Entah
karena kondisi negara kita yang carut marut, krisis politik, agama, bencana ,
tak layak huni, dan lain sebagainya. Lebih asyik membangun negara orang di
banding negara sendiri, memakmurkan negara orang dibandingin negara kita
sendiri. Meskipun dibilang Indonesia lagi butuh tenaga pikiran kita pun, tetap
cuek aja. Itu urusan pemerintah, bukan urusan kita punya, begitu ujarnya.
Konon katanya, kita berbangsa
satu, bangsa Indonesia.
Tapi banyak yang masih bersikap bodo amat. Yang penting mah
urusin perut sendiri aja. Ada perang antar suku, ditonton, duduk manis depan
tipi. Asap menggila di sumatra kalimantan, bodo amat itu urusan pemerintah
(lanjut duduk manis depan tipi + ngemil pisang goreng). Orang dulu bilang
“berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”, kalau sekarang mah ringan berat
panggil kuli pasar aja buat ngangkatin barang (lanjut duduk manis depan tipi +
ngemil pisang goreng + nyeduh kopi pahit). Bodo amatlah, yang penting nggak nyangkut
idup guwe, begitu katanya.
Konon katanya, kita berbahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Tapi masih banyak pemuda/i yang lebih asyik dan nyaman pake
bahasa asing. Bukan hal yang aneh lagi mereka lebih sok pake bahasa inggris. Banyak
yang terkesan malu dengan identitas kita sebagai orang Indonesia, atau bahkan
males sama budaya sendiri, (ke laut aje mas) . Udah hal yang biasa, pake
atribut-atribut bule biar terkesan kece, busana, tatanan rambut, logat ngomong
digaul-gaulin (biar lebih mirip tom cruise kalik). Pas ditanya kenapa? “Suka-suka
gue dong. Pengen belajar bahasa asing biar lebih trendy. Bahasa Indo mah
kurang gaul. Terlalu formal. Lagian nanti kalau di luar negeri pakeknya kan
bahasa Inggris, mana pada ngarti bahasa Indo mereka?”, begitu responnya.
Sekali lagi, konon para pemuda bersumpah nih, yang mana dulu
terikrarkan menjadi “SUMPAH PEMUDA” yang sampai sekarang kita rayakan
setiap tanggal 28 Nopember. Tapi yang jadi pertanyaan, yakin nih kita masih
memegang sumpah itu? Kalau kata aku sih NO, kurang tahu ya pendapat juri
lainnya; Mas Anang dan Mas Dhani.
No comments:
Post a Comment