Menilik kembali ke masa kecil dahulu. Sebuah lagu yang nggak asing lagi bagi kita, khususnya bagi kita anak-anak dari jawa. Sebuah lagu yang memang sering dinyanyikan oleh simbah kita sebagai hiburan, atau mungkin juga digunakan untuk mengantar tidur malam kita. Bukan lah hal yang penting mungkin, cuma sebuah nyanyian daerah. Dan dahulu pun kuanggap sebagai nyanyian-nyanyian biasa yang tak bermakna.
Dalam
wikipedia Indonesia pun asal usul lagu gundhul pacul dijelaskan sebagai berikut
:
“Gundhul
Pacul adalah sebuah lagu anak-anak berbahasa Jawa . Terdapat dua
sumber yang menyebut pengarang lagu ini, yaitu Sunan Kalijaga pada tahun 1400an dan R.C. Hardjosubroto.”
Kali ini
kita tak ingin mencari siapa pencipta sebenarnya lagu gundhul pacul, itu hal
yang menurutku bukanlah hal yang penting untuk diperdebatkan. Akan tetapi, hal
yang ingin aku tekankan di sini adalah makna yeng tersirat dalam lagu gundhul
pacul. Tapi sebelumnya, bagaimana sih lagu gundhul pacul itu? Bagi yang nggak
ngerti, berikut ini saya tuliskan lagu gundhul pacul serta terjemahan
Indonesianya :
Gundhul gundhul pacul cul
gembelengan
Nyunggi nyunggi wakul kul
gembelengan
Wakul ngglimpang segané dadi sak latar
Wakul ngglimpang segané dadi sak latar
gembelengan
Nyunggi nyunggi wakul kul
gembelengan
Wakul ngglimpang segané dadi sak latar
Wakul ngglimpang segané dadi sak latar
Terjemahan
Indonesia :
Gundul gundul cangkul, sembrono
Membawa bakul (tempat nasi tanak) dengan sembrono (Di atas kepala)
Bakul terguling, nasinya tumpah sehalaman
Bakul terguling, nasinya tumpah sehalaman
Membawa bakul (tempat nasi tanak) dengan sembrono (Di atas kepala)
Bakul terguling, nasinya tumpah sehalaman
Bakul terguling, nasinya tumpah sehalaman
Lalu,
apa sih kandungan dari lagu tersebut?
Banyak
sekali sebenarnya intrepetasi di luar sana. Blog-blog pun ngga sedikit yang
membahas hal ini. Bahkan wikipedia sendiri telah menjelaskan makna yang terkandung
dalam lagu tersebut. Lalu apanya yang baru? Sehingga mendorongku untuk
menuliskan hal yang sama? Tujuanku di sini hanyalah ingin memberikan pendapat
serta pandangan yang berbeda dari yang lain.
Menurutku,
Gundhul gundhul pacul cul
gembelengan,
gembelengan,
bisa diartikan
bahwa ini adalah kondisi saat kita masih kecil, belum bertanggung jawab atas
diri sendiri maupun orang lain. Masih suka main-main, lari sana lari sini tak
menghiraukan lingkungan, mbandel, mbeling dan lain lain. Jadi pada saat
ini, kita pun ngga bisa disalahkan atas sikap kita yang aneh-aneh, yaitu : gembelengan.
Nyunggi nyunggi wakul kul
gembelengan,
gembelengan,
namun, ketika kita sudah nyunggi
wakul, yaitu sebuah pekerjaan dimana kita menaruh tempat nasi di atas
kepala kita, kita nggak boleh gembelengan. Kenapa nasi? Karena nasi
diidentikkan dengan hal yang menyangkut kepentingan orang banyak, kebutuhan
orang banyak. Dan kenapa di atas kepala? Karena hal ini menggambarkan sebuah
situasi ketika kita mendapatkan sebuah amanah tentang kepentingan orang lain. Kepala
adalah anggota tubuh manusia yang paling mulia. Dan dengan ini, kepentingan orang
lain harus jauh lebih diprioritaskan daripada kepentingan diri sendiri, bahkan
jika memang perlu, dengan mengorbankan kemuliaan diri sendiri. Nggak boleh
main-main. Nggak boleh gembelengan. If not....
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar,
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar,
semuanya akan
tumpah. Semuanya akan berantakan. Porak poranda. Tak terkendali. Dan hal ini
bisa menimbulkan keadaan yang tak teratur dan bisa menimbulkan kehancuran umat.
Kepada siapa lagu ini sebenarnya
ditujukan?
Secara umum ini ditujukan kepada para
pemimpin di luar sana. Bukan cuma ditujukan kepada presiden, perdana menteri,
DPR, tapi juga melingkupi ke lingkup paling kecil sekalipun, seperti kepala
sekolah, kepala desa, kepala keluarga sekalipun. Sehingga lagu ini benar-benar
mengajarkan akan kehati-hatian yang diharapkan ada pada diri kita ketika kita
di berikan sebuah amanah demi kepentingan orang banyak.
Lalu
kenapa lagu ini di lantunkan terus menerus sejak kecil dulu?
Orang-orang
tua terdahulu memang terbilang pintar dalam merangkai kalimat-kalimat penuh
hikmah menjadi sebuah syair/nyanyian sederhana. Lalu mereka lantunkan kepada
kita, anak-anak kecil yang masih polos dan lugu. Kenapa? Karena hal ini cukup
terbilang efektif. Di usia-usia tersebut, anak-anak mudah menyerap informasi
dari luar lho. Bahkan tak sedikit ada anak-anak kecil yang misalnya besar di
lingkungan orang-orang bicara kotor pun mereka dapat menirunya dengan mudah. Nah
ini, para orang tua dulu mungkin juga berpikiran hal yang sama. Sehingga,
mereka lantunkan lagu-lagu daerah khususnya lagu gundhul pacul di atas kepada
anak usia dini. Sadar apa tidak tentang makna lagunya, itu urusan belakang. Yang
terpenting adalah lagu tersebut sudah tertanam pada benak kita yang nantinya
ketika kita sudah bisar bisa mengamalkan kandungan lagu tadi.
Refference :
https://id.wikipedia.org/wiki/Gundhul_Pacul
https://id.wikipedia.org/wiki/Gundhul_Pacul
No comments:
Post a Comment