Hai
gaess, beberapa hari lalu, dunia maya sempat digemparkan dengan “fatwa” yang
sempat dilontarkan oleh salah satu artis nusantara ; T**** W**** . Sempat dia
mengatakan, atau mungkin mengomentari lebih tepatnya kalau mengirim bacaan
alfatihah kepada ahli kubur, atau seseorang yang sudah meninggal itu tidak
sampe dan mungkin saja bisa dikatakan sebagai sebuah perbuatan bid’ah; yang
mana tidak pernah diamalkan oleh Rasul SAW. Kaget bro, mengingat dia kan ya
itungannya baru berhijrah dari dunia entertainment. Untuk saat ini aku tidak
akan mengomentari bahwa apa yang dia katakan itu benar atau tidak, karena
sesungguhnya aku pun masih dalam proses belajar. Aku hanya ingin mengomentari
para netizen-netizen itu lho yang terlalu bodoh dan fanatik menyikapi hal ini.
Tak dapat kita sangkalo juga kan kalau setelah sodara TW melontarkan pernyataan
tersebut, banyak netizen yang komen negatif (ya meskipun masih ada yang mencoba
memberi komentar postif). Mereka yang kontra dengan TW banyak yang berkomen
bahwa si TW terlalu sok lah, bau kencur
lah, memecah umat lah, bahkan tak sedikit yang mengecam atas perbuatannya itu.
Dan pada akhirnya berujung pihak KPI turun tangan dengan memberikan sanksi
kepada TW.
Aku
tidak akan berpihak kepada siapapun saat ini, karena kedua belah pihak saya kira
salah semua. Satu, TW mungkin terlalu gegabah serta buru-buru dalam menghukumi
kirim surat fatihah kepada mayit adalah bid’ah. Karena setahu saya, dalam
menghukumi suatu hal, terlebih dalam hal bid’ah tadi, kita harus mengetahui 2
hal. Yaitu apa itu yang dihukumi serta apa makna hukum tersebut. Jadinya ya kita
harus benar-benar memahami apa itu definisi bid’ah, dan apa sebenarnya esensi
ngirim surat al fatihah tadi, itu kalau setahu saya (ya kalau ada salah
silahkan diberi tahu). Dua, banyak para netizen yang terlalu kalap dan bodoh
dalam menyikapinya. Menelan mentah-mentah dan langsung mengecam TW. Mengaku
kalau golongannya lah yang benar, dengan mengecam serta bicara kasar dengan TW,
serta hal-hal yang tak patut lainnya. Dan yang pro-TW pun tak kalah hebohnya
mendukung TW. Mendukung kalau ibadah tadi bid’ah, nggak ada tuntunannya dan
lainnya. Seakan-akan mereka tiba-tiba menjadi ahli agama dadakan. Menyalahkan
satu sama lain, men-judge, serta menghujat satu sama lain. Apa sih gunanya?
Menyalahkan sesama muslim, menganggap diri mereka sendiri yang benar.
Dan
meskipun saat TW menyadari kesalahan dan mengungkapkan rasa bersalahnya kepada
khalayak umum, perseturuan di antara kedua belah pihak pun belum juga berhenti.
Pun TW juga masih saja di kecam. Sebenarnya apa lagi yang mereka inginkan?
Seolah surga disewa buat golongan mereka aja. Itu lho yang membuat kaum muslim,
terutama kaum muslim di Indonesia yang ngga maju-maju. Karena mereka asyik
menyalahkan satu sama lain. Rasul SAW aja dulu sebegitu mati-matiannya mengajak
keluarganya, kaumnya untuk masuk islam. Eh, malah sekarang umatnya saling
berseteru, saling mengkafirkan membid’ahkan. Betapa sakitnya coba perasaan
Rasulullah melihat kelakuan kita sekarang yang kayak orang jahil saja.
Hal
ini istilahnya mengakibatkan rantai setan yang ngga ada abis-abisnya. Hingga kemarin
aku sempat lihat teman yang share satu artikel di laman facebook. Dalam artikel
itu disebutkan kalau di kuburan pun disediakan internet gratis, sehingga mereka
yang setuju yasinan, alfatihah-an dikuburan bisa langsung download mp3
ditempat. Itu mah namanya bodoh sebodoh-bodohnya. Parah. Aku juga belum cek dan
ricek sebenarnya apakah benar ada kuburan ber-wifi atau cuma hoax. Pun kalau
benar ada, itu ya kebangeten namanya. Saking pro-nya sama fatihahan sampai
segitunya. Hingga akhirnya menyebabkan pihak yang kontra pun menyikapinya
dengan bodoh pula dengan menghina dan lain sebagainya. Dan pada akhirnya? Ya
pecah lagi, beranteman lagi, nggak rukun lagi. Siapa yang salah? Ya dua-duanya.
Nggak ada yang bener. Perseteruan orang bodoh, fanatik, tolol yang ngga
berilmu,
Udahlah.
Hidup rukun aja kenapa. Kita kan kaum mukmin. Pegangannya islam. Senjatanya
iman. Tujuannya ya aman. Lhawong islam itu agama rahmatan lil alamin. Kalau
kayak gini ya kondisinya jadi ngga berahmat lagi. Nggak aman lagi. Buat apa.
Diterima nggak diterimanya sebuah amal itu kan sepenuhnya hak prerogatif
tuhan. Kita ya ngga ada ikut campurnya mengurusi urusan Tuhan. Siapa juga kita?
Hamba yang hina. Entah suatu amal ibadah itu diterima apa enggak kan ya
terserah Tuhan. Trus buat apa kita berselisih masalah hal ini. Yang penting
kita ya beribadah. Bener-bener ikhlas lillahi ta’ala. Dah itu aja cukup. Malah
pada pengen benernya sendiri. Bocah gemblung -_- .
Refferences :
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10205987294136076&set=a.2298091846397.122514.1072149677&type=1
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10205987294136076&set=a.2298091846397.122514.1072149677&type=1
No comments:
Post a Comment