Wednesday, September 9, 2015

Fenomena kaum gemblung


Hai gaess, beberapa hari lalu, dunia maya sempat digemparkan dengan “fatwa” yang sempat dilontarkan oleh salah satu artis nusantara ; T**** W**** . Sempat dia mengatakan, atau mungkin mengomentari lebih tepatnya kalau mengirim bacaan alfatihah kepada ahli kubur, atau seseorang yang sudah meninggal itu tidak sampe dan mungkin saja bisa dikatakan sebagai sebuah perbuatan bid’ah; yang mana tidak pernah diamalkan oleh Rasul SAW. Kaget bro, mengingat dia kan ya itungannya baru berhijrah dari dunia entertainment. Untuk saat ini aku tidak akan mengomentari bahwa apa yang dia katakan itu benar atau tidak, karena sesungguhnya aku pun masih dalam proses belajar. Aku hanya ingin mengomentari para netizen-netizen itu lho yang terlalu bodoh dan fanatik menyikapi hal ini. Tak dapat kita sangkalo juga kan kalau setelah sodara TW melontarkan pernyataan tersebut, banyak netizen yang komen negatif (ya meskipun masih ada yang mencoba memberi komentar postif). Mereka yang kontra dengan TW banyak yang berkomen bahwa  si TW terlalu sok lah, bau kencur lah, memecah umat lah, bahkan tak sedikit yang mengecam atas perbuatannya itu. Dan pada akhirnya berujung pihak KPI turun tangan dengan memberikan sanksi kepada TW.

Aku tidak akan berpihak kepada siapapun saat ini, karena kedua belah pihak saya kira salah semua. Satu, TW mungkin terlalu gegabah serta buru-buru dalam menghukumi kirim surat fatihah kepada mayit adalah bid’ah. Karena setahu saya, dalam menghukumi suatu hal, terlebih dalam hal bid’ah tadi, kita harus mengetahui 2 hal. Yaitu apa itu yang dihukumi serta apa makna hukum tersebut. Jadinya ya kita harus benar-benar memahami apa itu definisi bid’ah, dan apa sebenarnya esensi ngirim surat al fatihah tadi, itu kalau setahu saya (ya kalau ada salah silahkan diberi tahu). Dua, banyak para netizen yang terlalu kalap dan bodoh dalam menyikapinya. Menelan mentah-mentah dan langsung mengecam TW. Mengaku kalau golongannya lah yang benar, dengan mengecam serta bicara kasar dengan TW, serta hal-hal yang tak patut lainnya. Dan yang pro-TW pun tak kalah hebohnya mendukung TW. Mendukung kalau ibadah tadi bid’ah, nggak ada tuntunannya dan lainnya. Seakan-akan mereka tiba-tiba menjadi ahli agama dadakan. Menyalahkan satu sama lain, men-judge, serta menghujat satu sama lain. Apa sih gunanya? Menyalahkan sesama muslim, menganggap diri mereka sendiri yang benar.

Dan meskipun saat TW menyadari kesalahan dan mengungkapkan rasa bersalahnya kepada khalayak umum, perseturuan di antara kedua belah pihak pun belum juga berhenti. Pun TW juga masih saja di kecam. Sebenarnya apa lagi yang mereka inginkan? Seolah surga disewa buat golongan mereka aja. Itu lho yang membuat kaum muslim, terutama kaum muslim di Indonesia yang ngga maju-maju. Karena mereka asyik menyalahkan satu sama lain. Rasul SAW aja dulu sebegitu mati-matiannya mengajak keluarganya, kaumnya untuk masuk islam. Eh, malah sekarang umatnya saling berseteru, saling mengkafirkan membid’ahkan. Betapa sakitnya coba perasaan Rasulullah melihat kelakuan kita sekarang yang kayak orang jahil saja.

Hal ini istilahnya mengakibatkan rantai setan yang ngga ada abis-abisnya. Hingga kemarin aku sempat lihat teman yang share satu artikel di laman facebook. Dalam artikel itu disebutkan kalau di kuburan pun disediakan internet gratis, sehingga mereka yang setuju yasinan, alfatihah-an dikuburan bisa langsung download mp3 ditempat. Itu mah namanya bodoh sebodoh-bodohnya. Parah. Aku juga belum cek dan ricek sebenarnya apakah benar ada kuburan ber-wifi atau cuma hoax. Pun kalau benar ada, itu ya kebangeten namanya. Saking pro-nya sama fatihahan sampai segitunya. Hingga akhirnya menyebabkan pihak yang kontra pun menyikapinya dengan bodoh pula dengan menghina dan lain sebagainya. Dan pada akhirnya? Ya pecah lagi, beranteman lagi, nggak rukun lagi. Siapa yang salah? Ya dua-duanya. Nggak ada yang bener. Perseteruan orang bodoh, fanatik, tolol yang ngga berilmu,

Udahlah. Hidup rukun aja kenapa. Kita kan kaum mukmin. Pegangannya islam. Senjatanya iman. Tujuannya ya aman. Lhawong islam itu agama rahmatan lil alamin. Kalau kayak gini ya kondisinya jadi ngga berahmat lagi. Nggak aman lagi. Buat apa. Diterima nggak diterimanya sebuah amal itu kan sepenuhnya hak prerogatif tuhan. Kita ya ngga ada ikut campurnya mengurusi urusan Tuhan. Siapa juga kita? Hamba yang hina. Entah suatu amal ibadah itu diterima apa enggak kan ya terserah Tuhan. Trus buat apa kita berselisih masalah hal ini. Yang penting kita ya beribadah. Bener-bener ikhlas lillahi ta’ala. Dah itu aja cukup. Malah pada pengen benernya sendiri. Bocah gemblung -_- .



Refferences :

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10205987294136076&set=a.2298091846397.122514.1072149677&type=1


No comments:

Post a Comment

Most Popular