“Bahagia
itu kayak gimana sih?”
“Kerjaan
udah dapet, istri punya, anak lima, tapi kok rasanya ada yang masih kurang ya?”
“Wajah
udah cakep, tambut panjang, idung mancung, kagak jerawatan, kagak kumisan, tapi
kok ya kelihatannya kurang cantik ya?”
Ah, banyak
orang yang saat ini mempertanyakan hal itu. Mereka masih bingung. Apa sih
bahagia itu? Apa bentuknya? Apa wujudnya? Apa syarat-syarat sahnya? Rukun
wajibnya? Sulit kayaknya untuk bahagia itu. Hingga seakan ngosek-ngosek hingga ke mana-mana.
Definisi
kebahagiaan sendiri sebenarnya sih berbeda untuk satu orang ke yang lainnya ya.
Ngga ada definisi yang absolut benar yang bisa mewakili definisi dari jutaan
bahkan milyaran orang di bumi ini. Bahkan definisi yang sudah di patenkan di
dalam KBBI pun belum pasti akan berlaku bagi seluruh orang.
Bagi satu orang, anggap saja ibu-ibu penjual nasi pecel di stasiun kereta, mungkin mendapatkan uang 50 ribu karena dagangannya yang habis laku hari itu merupakan sebuah momentum kebahagiaan yang luar biasa. Namun ada lagi seorang pengusaha kelas kakap sukses yang udah punya mobil ferrari empat, mercedez benz tiga, toyota lima belas, masih juga belum merasakan kebahagiaan.
Ada
mahasiswa yang udah mengulang pelajaran kalkulus tiga kali yang akhirnya lulus juga,
merasa menjadi orang yang paling bahagia di bumi ini meski hanya dapat nilai DD.
Tapi ada juga di lain tempat seorang mahasiswa yang notabene selalu dapat AA di
semua pelajaran, sekali mendapatkan nilai BA, seakan merasa menjadi orang termalang
di penjuru semesta.
Dan masih
banyak lah contoh-contoh kasus di sekitar kita yang bisa kita telisik lebih
lanjut kalau mau.
Kalau
buatku sendiri, untuk bahagia itu mudah kok. Cukup syukuri aja keadaan serta
kondisi kita saat ini. Ngga iri sama kelebihan yang didapati oleh orang lain.
Merasa cukup dengan apa yang ada lah. Dengan demikian, hal yang sangat
sederhana pun bisa membuat kita bahagia. Tanpa modal. Contohnya ni ya,
tetangga kita beli motor baru nih, jangan iri lah kalau kita cuma bisa kredit
motor yang mungkin juga masih nunggak bayar 3 bulan. Jalan rejekinya beda.
Untuk sekarang ya coba aja deh positif thinking, sembari melihat kebahagiaan di
wajah tetangga tadi yang punya motor baru. Syukur-syukur nanti malah dipinjamin
motor yang baru tadi. Rasanya istimewa lho.Ketika orang lain sedang senang,
bahagia, kita juga bisa ikut merasakannya. Ya kecuali kalau ada orang yang
memiliki penyakit hati sih ya. Ngga rela liat orang lain senang. Nggak ridho. Selalu
merasa dengki dan iri. Itu mah susah diapa-apain. Ah sudahlah, itu bukan tema
utama hari ini.
Jadi
ya itu tadi, coba deh ikut merasakannya. Untuk bahagia itu murah meriah. Nggak
perlu modal banyak. Dan bahkan mungkin gratis. Melihat orang di seberang sana
tersenyum senang gembira, ya entah itu karena kita atau tidak, tapi setidaknya ikut
rasakanlah “feelnya”. Itulah kebahagiaan yang sejati. Kebahagiaan di atas
kebahagiaan orang lain. Bukan malah sebaliknya, bahagia diatas kesusahan orang
lain.
Lalu,
buat kalian apa makna kebahagiaan yang sejati; “the true happiness”?
Uang yang melimpah kah? Kekuasaan yang tinggi kah? Teman yang banyak kah? Nilai
IPK yang cumloudkah? Yuk mari kita sejenak merenungkan hal ini. Dengan demikian
kan kita bisa bahagia bareng-bareng nih. Udah gitu aja. Nggak usah
banyak-banyak. Yuk Heeppi together, dengan definisi masing-masing tentunya. :D
No comments:
Post a Comment