Hari
ini hari ibu. Hari ibu? Iya hari ibu. Yang notabenenya dirayain tiap tahun
tanggal 22 Desember itu lho. Iya yang itu. Ini hari pula, timeline fesbuk penuh
dengan ucapan-ucapan selamat kepada ibu. Dari yang usia muda sampai yang tua,
dari yang wanita sampai yang pria, dari yang belum baligh, sampai yang lagi baligh
kedua. Ruame banget lah, sampe-sampe saking ramenya hampir ngalahin ramenya
pasar ikan di kampung.
Bagi
beberapa orang, mungkin hari ini merupakan hari spesial dimana mereka
men-spesialkan ibu mereka, membuktikan betapa sayangnya mereka kepada ibu.
Mengingat jasa-jasa sang ibu yang bersusah payah melahirkan, membesarkan,
hingga yang sekarang mungkin bekerja membiayai sekolahnya. Iya memang. Hari ini
hari spesial. Begitu spesial bagi mereka. Mereka yang ingin sejenak menjadikan
satu hari dalam setahun sebagai hari spesial teruntuk sang ibu.
Bukan
apa-apa. Bagus kok itu. Menjadikan sebuah hari yang spesial, dimana di hari itu
kita bener-bener mengingat jasa mereka, berterima kasih kepada ibu kita. Tapi
satu saran dariku. Mbokya jangan cuma diobral di fesbuk aja to ya.
Direalisasikan dong. Jangan cuma bisanya pamer, ngepost segala macem. Memamerkan
kalau kita itu sayang kepoda ibu kita yang padahal mungkin sebenernya sratus
lapan puluh drajat beda. Kalau mau, kunjungi ibu kita, cium tangan beliau, telpon
beliau, ato sms kalau nggak bisa. Katakan betapa sayangnya kita kalau kita
bener-bener care dan cinta kepada beliau. Jangan kok beraninya cuma cari
sensasi di dunia maya. Tetep boleh, ngga ada yang ngelarang, tapi ya alangkah
lebih baiknya kita datangi beliau secara langsung. Lebih real. Dan juga,
kalau bisa ya jangan serta merta cuma menunjukkan kasih sayang kita di hari ini
aja. Di-istiqomahin dong. Jadikan semua hari itu hari spesial. Itu baru namanya
bukti bakti yang sebenarnya. Toh juga jangan cuma sebatas kata-kata aja.
Perilaku kita juga harus mencerminkan ucapan kita tadi. Jangan cuma manis di
bibir aja tapi kalau disuruh-suruh masih mbandel. Kalau gitu ya sama aja boong.
“Lha
kan ibuku udah meninggal, oom. Gimana coba? Kan ga bisa ndatangin, cium tangan
dan lain sebagainya.”
Duh
dek, ya jangan itu dijadikan alasan gitu dong. Kita tetep bisa berbakti. Doakan
beliau, ziarahi makam beliau, selipkan nama beliau di setiap penghujung
sholatmu. Insya allah doa anak yang berbakti akan langsung dikabulkan. Yang
penting kita coba untuk menjadi anak yang berbakti lah, berperilaku santun,
sopan kepada siapa aja. Dengan demikian itu juga akan meringankan beban ibu
kita di alam sana kok. Menjadi pundi-pundi pahala bagi beliau. Itu lebih utama
dibandingkan hanya posting hal yang ngga jelas biar dikirain kekinian.
Jadi,
sebenarnya hari ibu itu ngga ada juga ngga apa-apa. Hari ibu hanyalah sebuah
simbol. Karena yang terpenting adalah esensi di hari ibu itu sendiri. Buktikan
kalau kita cinta dan berbakti kepada beliau, setiap saat, setiap waktu, tanpa
menunggu tanggal 22 Desember. Itu!
No comments:
Post a Comment