Friday, December 25, 2015

Mana Rahmatan lil alaminnya?




Memang udah sifat bawaan manusia untuk mencari-cari kesalahan orang lain. Menganggap diri mereka lebih benar dibandingin yang lainnya. Berpegang teguh akan pendapatnya kalau pendapatnya itulah yang absolut bener. Yang lainnya pasti salah dan wajib ditolak, dibuang jauh-jauh. Ngga mau tahu lah.

Misalnya aja nih, hari ini kebetulan tanggal 25 Desember, hari dimana kaum nasrani merayakan hari Natal. Nah, coba deh cek keluar, buuaanyak sekali orang-orang yang saling menyalahkan satu sama lain. Yang satu kolot banget mengharamkan umat islam untuk mengucapkan selamat natal, yang satunya lagi kekeuh untuk menghalalkan hal tersebut. Berantem ngga kelar-kelar. Udah tahun-tahunan peristiwa kayak gini terjadi, tapi teteeep aja masih saling menyalahkan.

Tuesday, December 22, 2015

Ibu?




Hari ini hari ibu. Hari ibu? Iya hari ibu. Yang notabenenya dirayain tiap tahun tanggal 22 Desember itu lho. Iya yang itu. Ini hari pula, timeline fesbuk penuh dengan ucapan-ucapan selamat kepada ibu. Dari yang usia muda sampai yang tua, dari yang wanita sampai yang pria, dari yang belum baligh, sampai yang lagi baligh kedua. Ruame banget lah, sampe-sampe saking ramenya hampir ngalahin ramenya pasar ikan di kampung.

Bagi beberapa orang, mungkin hari ini merupakan hari spesial dimana mereka men-spesialkan ibu mereka, membuktikan betapa sayangnya mereka kepada ibu. Mengingat jasa-jasa sang ibu yang bersusah payah melahirkan, membesarkan, hingga yang sekarang mungkin bekerja membiayai sekolahnya. Iya memang. Hari ini hari spesial. Begitu spesial bagi mereka. Mereka yang ingin sejenak menjadikan satu hari dalam setahun sebagai hari spesial teruntuk sang ibu.

Tuesday, December 8, 2015

Tangan Mungil si Adek



Musim dingin sudah menjelang. Daun-daun maple yang basah ikut memenuhi jalanan. Genangan air terlihat di pinggir trotoar bekas hujan kemarin siang. Seakan menegaskan Ankara siap mengucapkan selamat datang. Selamat datang untuk musim dingin yang sebenarnya amat tak diinginkan untuk datang.

Pagi itu masih sepi. Jalanan masih cukup lengang untuk dilalui. Hari itu memang kebetulan aku ada sedikit urusan di kampus. Ada janji ketemu sama dosen. Memang sengaja pagi itu untuk berangkat lebih awal demi menghindari jalanan macet. Meskipun sebenarnya hati juga enggan untuk keluar rumah, meninggalkan kehangatan aerta kenyamanan bantal dan selimut di kamar sana.

Monday, November 23, 2015

Heppii ituu....



“Bahagia itu kayak gimana sih?”
“Kerjaan udah dapet, istri punya, anak lima, tapi kok rasanya ada yang masih kurang ya?”
“Wajah udah cakep, tambut panjang, idung mancung, kagak jerawatan, kagak kumisan, tapi kok ya kelihatannya kurang cantik ya?”

Ah, banyak orang yang saat ini mempertanyakan hal itu. Mereka masih bingung. Apa sih bahagia itu? Apa bentuknya? Apa wujudnya? Apa syarat-syarat sahnya? Rukun wajibnya? Sulit kayaknya untuk bahagia itu. Hingga seakan ngosek-ngosek  hingga ke mana-mana.

Definisi kebahagiaan sendiri sebenarnya sih berbeda untuk satu orang ke yang lainnya ya. Ngga ada definisi yang absolut benar yang bisa mewakili definisi dari jutaan bahkan milyaran orang di bumi ini. Bahkan definisi yang sudah di patenkan di dalam KBBI pun belum pasti akan berlaku bagi seluruh orang.

Monday, November 16, 2015

Indonesia itu Warbyasaaa…





Ke-warbyasaan orang Indonesia itu ga ada yang nandingi. Tingkat solidaritasannya terbukti. Perhatiannya ngga ada yang nyaingi. Tingkat simpati dan empatinya nomor siji. Keren dah pokoknya. Bagaimana tidak? Dulu pas lagi panas-panasnya perang Gaza sama Israel, mereka berbondong-bondong mendukung Gaza dan mengutuk Israel dengan aksi “nyata” di efbe. Habis itu ada lagi sempet pesawat malaysia hilang, mereka pun ikut turun tangan “mencari” di dunia maya. Trus lagi pas ada wabah kebakaran lahan hutan di beberapa daerah Indonesia, pun mereka nggak ketinggalan mengutuk pemerintah yang istilahnya ngga sigap atau tegas mengatasinya, sharing berita sana sini di efbe (lagi). Nah, kemarin ini yang sempet hot lagi nih, kejadian pem-bom-an di Perancis, banyak yang berbondong-bondong langsung ganti PP efbe merah-putih-biru melambangkan keprihatinan mereka terhadap insiden bom tersebut.

Warbyassaa sekali  kan?

Tuesday, November 10, 2015

Hari Pahlawan? Masih Perlu?


Apa sih hari pahlawan itu. Apa esensinya? Buat apa dirayain sih? Untuk apa juga. Banyak yang nggak peduli kok. Ya mungkin pada ngarepin tanggal yang jadi merah aja, soalnya hari libur, bisa buat jalan-jalan, hangout, nggunung ke Rinjani.

Dulu katanya hari pahlawan ini diidentikkan dengan peristiwa tanggal 10 november ’45 di Surabaya. Yang mana terjadi peristiwa besar-besaran. Perlawanan arek-arek Suroboyo untuk mempertahankan kemerdekaan, yang semangatnya telah dibakar oleh Bung Tomo. Berjuang habis-habisan melawan Inggris yang saat itu mulai memborbardir Surabaya pasca matinya Brigadir Mallaby. Yang akhirnya berujung ribuan pejuang dari pihak Indonesia gugur di medan perang bla bla bla. Kurang lebih sih gitu ya sejarahnya. Kalau kurang jelas coba cek lagi buku sejarah sekolah dasar. Mungkin pemerintah tujuannya untuk menjadikan tanggal ini sih biar kita nih, penduduk indonesia mengingat peristiwa tadi, menjadikannya sebuah simbolik. Diharapkan juga menghargai jasa-jasa mereka, mengingat, ikut berkabung, serta ya mendoakan mereka-mereka yang telah gugur di medan perang perjuangan kemerdekaan indonesia. Itu mungkin lho ya.

Wednesday, October 28, 2015

Konon Katanya Ada Sumpah Pemuda ya??




Konon katanya, kita bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.
          Tapi banyak warga indonesia yang lebih bangga hidup di negara orang lain. Berkeluarga di sana, sukses di sana, meninggal pun di sana. Entah karena kondisi negara kita yang carut marut, krisis politik, agama, bencana , tak layak huni, dan lain sebagainya. Lebih asyik membangun negara orang di banding negara sendiri, memakmurkan negara orang dibandingin negara kita sendiri. Meskipun dibilang Indonesia lagi butuh tenaga pikiran kita pun, tetap cuek aja. Itu urusan pemerintah, bukan urusan kita punya, begitu ujarnya.

Konon katanya, kita berbangsa satu, bangsa Indonesia.
          Tapi banyak yang masih bersikap bodo amat. Yang penting mah urusin perut sendiri aja. Ada perang antar suku, ditonton, duduk manis depan tipi. Asap menggila di sumatra kalimantan, bodo amat itu urusan pemerintah (lanjut duduk manis depan tipi + ngemil pisang goreng). Orang dulu bilang “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”, kalau sekarang mah ringan berat panggil kuli pasar aja buat ngangkatin barang (lanjut duduk manis depan tipi + ngemil pisang goreng + nyeduh kopi pahit). Bodo amatlah, yang penting nggak nyangkut idup guwe, begitu katanya.

Wednesday, October 21, 2015

Setan Itu Masuk Surga Lho...



         
        
          Beberapa hari yang lalu, aku dan dua temenku ; Joko dan Wawan lagi kumpul di lapangan basket. Maklum lah, anak muda ngisi akhir pekan sambil main basketan di pekarangan rumah. Lha pas istirahat itu tadi, nggak ada hujan ngga ada badai tiba-tiba Joko nyeletuk , “Setan itu masuk surga lho”

          Kaget. Bocah ini kesurupan setan mana, batinku Gimana ceritanya setan masuk surga. Lhawong kerjaannya nyesatin umat manusia, membujuk manusia agar terus berlumur dosa. Eh ini dia bilang kalau Setan masuk surga. Kok bisa?, batinku.

          “Eits tunggu dulu, ada penjelasannya bro”

          Karena terlanjur penasaran. Aku pun mencoba nyimak aja. Takutnya dia udah masuk aliran sesat nih. Atau buka mahzab baru jangan-jangan. Setan masuk surga. Teori baru. Temenku satunya pun udah siap-siap nampol kayaknya :D

Friday, September 25, 2015

Veggy and Fruity

Hello gaes, minggu ini jatah ngasih post tentang poto-poto unik terbaru. Cekidot aja. Tempo hari sempet ngulik, gooling di yahoo, cari sana sini, eh dapet gambar kece abis, unik, keren, cool, jos pokokknya. Ga ngira aja, ternyata kita bisa melihat “the other side” of fruit behaviour. Kayak gimana itu? Penasaran? Pengen ngerti? Kalau enggak ya pura-pura penasaran aja ya mbak/mas. Nyenengin orang dapat pahala :D



1.     Hey, got problem...?!

Sunday, September 20, 2015

Asyiknya Saling Membenci...


Membenci seseorang atau kelompok lain yang tidak seiya ato seirama dengan kita itu memang asyik. Asyik banget malahan. Kita bisa dengan leluasa mencari-cari kesalahan mereka. Mengais-ngais informasi tentang kejelekan mereka. Bodo amat entah info itu bener apa enggak. Hoax atau enggak. Fitnah atau enggak. Yang penting kalau info itu menjelaskan tentang kejelekannya ya ambil aja. Nggak usah lah pake istilah tabayyun atau ngefilter info tadi. Bikin capek. Jadi nggak asyik lagi entar. Benci ya benci, eh, maksudnya asyik ya asyik. Kan hidup cuma sekali, (katanya) buat asyik aja bro. Setuju kan?

Wednesday, September 9, 2015

Fenomena kaum gemblung


Hai gaess, beberapa hari lalu, dunia maya sempat digemparkan dengan “fatwa” yang sempat dilontarkan oleh salah satu artis nusantara ; T**** W**** . Sempat dia mengatakan, atau mungkin mengomentari lebih tepatnya kalau mengirim bacaan alfatihah kepada ahli kubur, atau seseorang yang sudah meninggal itu tidak sampe dan mungkin saja bisa dikatakan sebagai sebuah perbuatan bid’ah; yang mana tidak pernah diamalkan oleh Rasul SAW. Kaget bro, mengingat dia kan ya itungannya baru berhijrah dari dunia entertainment. Untuk saat ini aku tidak akan mengomentari bahwa apa yang dia katakan itu benar atau tidak, karena sesungguhnya aku pun masih dalam proses belajar. Aku hanya ingin mengomentari para netizen-netizen itu lho yang terlalu bodoh dan fanatik menyikapi hal ini. Tak dapat kita sangkalo juga kan kalau setelah sodara TW melontarkan pernyataan tersebut, banyak netizen yang komen negatif (ya meskipun masih ada yang mencoba memberi komentar postif). Mereka yang kontra dengan TW banyak yang berkomen bahwa  si TW terlalu sok lah, bau kencur lah, memecah umat lah, bahkan tak sedikit yang mengecam atas perbuatannya itu. Dan pada akhirnya berujung pihak KPI turun tangan dengan memberikan sanksi kepada TW.

Tuesday, September 1, 2015

Dibalik si gundhul pacul





        Menilik kembali ke masa kecil dahulu. Sebuah lagu yang nggak asing lagi bagi kita, khususnya bagi kita anak-anak dari jawa. Sebuah lagu yang memang sering dinyanyikan oleh simbah kita sebagai hiburan, atau mungkin juga digunakan untuk mengantar tidur malam kita. Bukan lah hal yang penting mungkin, cuma sebuah nyanyian daerah. Dan dahulu pun kuanggap sebagai nyanyian-nyanyian biasa yang tak bermakna.

Dalam wikipedia Indonesia pun asal usul lagu gundhul pacul dijelaskan sebagai berikut :
Gundhul Pacul adalah sebuah lagu anak-anak berbahasa Jawa . Terdapat dua sumber yang menyebut pengarang lagu ini, yaitu Sunan Kalijaga pada tahun 1400an dan R.C. Hardjosubroto.

Friday, August 14, 2015

Enjoy your Tea, sir!

Beberapa hari yang lalu, iseng iseng browsing di internet (ya emang liburan gini lagi ga ada kerjaan sih :D ). Nemu beberapa gambar ide kreatif dari salah satu fanpage di facebook, yang menyuguhkan beberapa cara agar kita bisa menikmati secangkir teh itu dengan nilai yang lebih. Biasanya kan kalau mau menikmati teh itu ya kalau nggak nyeduh teh dalam teko trus tinggal, paling-paling ya maksimal cuma pake teh celup merk sar*wangi yang cuma ada sensasi nyelup-nyelupnya aja. Tapi design-design yang cukup kreatif dan terbilang unik ini bisa membuat para konsumer teh merasakan sensasi yang berbeda. Dijamin. So, check it out!


1.     Segelas teh = aquarium ikan?








2.    Watch out..!  Robot in your mug




Friday, August 7, 2015

(Proposed) Ideal Education System #2



I would like to concern in some points that can be considered as attempts in order to increase the quality of teacher for our next generation of teacher just as I explained in previous post. Those suggestions are being explained as follows:

1.      Teacher Training
We know that, the more expert the teachers are, the better quality they have. We may say that, by giving some training centers in some region of countries, it will help the government in producing good outcomes as some experienced, talented and skillful teacher. In this training center, the teacher could not only learn deeper about the subject he/she will teach, but also she/he will try to learn how a teacher should conduct the lesson in any circumstances, knowing the best way to interact with students, and furthermore the teachers will be able to solve some problems that may appear from their students. We found that by promoting this training, it will affect the ability of teachers in persuading more of the students in learning. However, this training can be conducted more effectively if the teacher candidate are graduated from higher education (undergraduate, master, or PhD degree). Therefore, it will make much easier in training them before going to the real education institution. At least they have more experiences and basic pedagogical knowledge compared to those who are not graduated from higher education.
Here, by having more experienced and educated teachers, we have more chance in giving a better output in students’ perspective; student achievement. The teacher will be more understanding the students needs, providing more teaching methods that will help the learning activity in the classroom to be held effective and efficiently. Therefore, in this case we can conclude that the more educated and experienced the teachers are, it will affect more the students’ achievement.

Sunday, August 2, 2015

(Proposed) Ideal Education System




      Nowadays, an ideal educational system has become a polemic that we seek its solution to be applied in our current education stake. We cannot deny that to make an ideal education system, it is not an easy task that can be done in short amount of period. There are a lot of indicators and factors that must be considered in making that idealism to be true. We assert that improving teacher’s quality is one fundamental aspect in making an ideal condition of educational system. We already realized that high quality teacher is the most important asset that one school must have. However, in fact we know that the current policies do not give us any chance to understand whether we have a stock of good teacher or not. (Eric A. Hanushek, 2010). Most of the policies only discuss the school input that may cause the best output it can get, such as student achievement. And this policy does not care whether the cost or economic benefits may be relevant to the school system especially in teacher’s point of view.

Saturday, August 1, 2015

Sisi Bumi Lain..

Akhir-akhir ini aku tertarik untuk mengumpulkan foto-foto keren dan canggih tentang panorama alam. Sang roda hitam mengantarkanku ke sini untuk sekedar berbagi beberapa foto-foto hasil koleksiku dari beberapa referensi tentunya, J



1. Secret Trainrail in The Wood

Friday, July 17, 2015

Sholat Kok Dikorting?



         Terkadang orang itu aneh. Nonton film satu sampe dua jam aja masih kurang, nonton pertandingan bola 2x45 menit aja minta nambah, nonton drama korea berjam-jam aja semangat banget, tapi kok sholat terlebih saat berjamaah dilebihin jadi lima menit aja udah gusar minta ampun, udah bergumam sendiri; “ini kapan sih selesainya”, pokoknya gatal banget kakinya mau kabur aja. Pengen buru-buru keluar, ngelanjutin apa tadi yang dilewatkan. Padahal ya setelah itu ya mereka cuma nongkrong ngga jelas, nonton anime, maen DOTA, ngrumpi, nggosipin artis terbaru, dan kegiatan kegiatan lainnya yang kurang bermanfaat. Kenapa coba? Sholat kan padahal salah satu ibadah dimana kita bisa berinteraksi langsung dengan sang Maha Khaliq. Bisa bercakap, bisa curhat, bisa berkeluh kesah, kok ya malahan dijadiin sampingan. Bisa dilihat di lapangan sebenarnya bahwa rata-rata orang sholat itu kurang dari lima menit. Takbiratul ihram, sampe salam, trus kelar. Pokoknya yang penting udah sholat aja mikirnya, trus ngacir aja keluar, tanpa zikir dulu, nyebut asma Allah, dan terlebih tanpa mengindahkan makna dari sholat itu sendiri. Allah telah berfirman dalam kitabNya :
          Maka celakalah orang yang sholat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya. (Q.S Al-Ma’un 4-5).


Friday, June 19, 2015

5E Teaching Method





Dalam penyampaian materi kepada siswa di kelas tingkat smp-sma khususnya di jurusan IPA, terdapat banyak model/cara pengajaran yang bisa dikatakan kurang efektif sehingga siswa mengalami kesusahan dalam memahami materi (entah ya kalau jurusan IPS sama bahasa, soalnya penulis sejak orok cuma mendalami materi IPA doang :D ). Kebanyakan di praktek lapangan, para guru cenderung hanya mengajar menggunakan cara lama alias konservatif alias versi jadul ; yaitu “lecturing”, yang mana guru datang, menjelaskan di papan tulis, dari menit pertama sampai bel pulang berbunyi. Mereka hanya datang menyampaikan materi tanpa memberikan kesempatan siswanya untuk berdiskusi, berinteraktif, atau bertukar ide sesama lainnya. Meskipun ada, itu pun sedikit dan hanya sebagai bumbu-bumbu penyedap aja. Selebihnya ya siswa hanya duduk rapi, di bangkunya masing-masing mendengarkan guru “ceramah”, yang mana tidak bisa dijamin bahwa mereka paham atau tidak.
          Berdasarkan penelitian terakhir seperti : How People Learn: Brain, Mind, Experience, and School (Bransford, Brown & Cocking, 2000) dan How Students Learn: Science in the Classroom (Donovan & Bransford, 2005), dinyatakan bahwa :

The sustained use of an effective, research-based instructional model can help students learn fundamental concepts in science and other domains.

Jika kita setuju dengan pernyataan di atas, mendapatkan sebuah model untuk pengajaran yang lebih efektif merupakan hal yang perlu benar-benar diperhatikan dan dibutuhkan untuk membantu para siswa di kelas, di mana siswa bisa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Kita sebagai guru pun hanya berperan sebagai fasilitator, di mana kita hanya membimbing para siswa bilamana mereka mengalami kesusahan dalam memahami suatu topik. Selebihnya, para siswalah yang dituntut lebih aktif dalam kelas. Sehingga kemampuan-kemampuan kognitif mereka bisa terasah dengan semestinya, semisal : groupwork skillproblem-solving skillinquiry skill, dan lain sebagainya.

Friday, May 8, 2015

Home School? Not an Option At All

        



  Home schooling, one of the most controversial topics dealing with education is still being contradicted whether it was necessary or not. Since today many people have argued against home schooling for various reasons, mean while the others see no negative outcomes that arise from it. However parents cannot close their eyes and do not consider what their children may feel. The children may feel so boring if they only stay at home all the day without doing any activities outside especially with their friends. Therefore, no matter what the reasons are, home schooling is undoubtedly not much better than the public school. Or in the other words, public school is much better option than home schooling.
Those who claim that that homeschooling is better than public schools may think that homeschooling has a flexible schedule since parents can arrange their schedule according to the potential of their children. Moreover they also claim that the parents have the academic liberty. They can teach, pursue, and discuss any knowledge with their children without restriction or interference, as by school or public officials. However, it is an unavoidable fact that homeschooling takes a lot of parents’ time and also needs an extraordinary work to make a good curriculum. Parents cannot deny that they have to be around their children to assure the curriculum they made are intensive or not.
  And also it is purposed to assure whether their room and the surroundings are in a convenient condition or not. The other things that may be argued by those who prefer homeschooling are the way by putting their children to study at home will not spend a lot of money compared with public schools. Since they see that homeschooling does not need additional money to buy uniform either to get transportation itself. However, it is a fact that in reality homeschooling costs more money than normal public school. The parents have to provide some facilities needed for school by them self and also they have to pay the curriculum and teaching supplies. It will be harder for those who have a low income to maintain their home as a place that is full-prepared with needed facilities since they rarely have extra money to pay books, curriculum and teaching supplies (Grazian, 2008 para.5). Therefore, by considering all the reasons that appear as a risk of homeschooling, it can be seen that homeschooling is not an option way to educate the children.
           Since then, we know that homeschooling is disadvantageous for the children. Firstly, the students are not accustomed to having real relationship with their friends. Since they only spend all the times at home, it will make them isolated and lonely. As Khilawala says,’’ Children studying at home may not belong to friends circle, because of which they would feel lonely and isolated’’ (2012, para. 2). Secondly, home-schooled children cannot face any additional challenges outside. They will be nervous when they get involved in a new environment and it will be difficult for them to find friends and make them to be teased so easily since they are not brave enough to argue with others (Khilawala, 2012. para 2). Therefore, we can see it clearly that in fact homeschooling has many disadvantages for the children itself.
            Moreover, homeschooling also has disadvantages for parents. Firstly, financial burden is the major problem for parents who apply homeschooling. They have to spend an additional cost on educational aids. And also, applying home school may cause one of the partners; generally the husband forgoes full-time employment out of the home in order to home school. Secondly, another problem of homeschooling problem is the emotional burden. High quality of patience is definitely required. Since the parents may find their children are not diligent enough and need more explanation to make them understand about the lesson. Furthermore, lack of active interaction with other adults may lead to stress. Because it is possible when they have an individual problem, they do not have any time to share it with other adults. Therefore, soon it will become an emotional problem for the parents itself.
          To sum up, the parents who try to apply homeschooling for their children must think twice. It is clear that public schools are much better than homeschooling. Because we know that homeschooling have many disadvantages for children and the parents. Therefore, the only conclusion that we can take is public school is much better than homeschooling. There are no any reason that make homeschooling is acceptable. So that, the only way to educate the children is by sending them to public school at all costs.





References:

Grazian, R. (2008) retrieved April, 2012 from http://EzineArticles.com/?expert=Robert_Grazian


Monday, April 27, 2015

Minggu Yang Tak Biasa




   Pagi tadi entah kenapa setelah subuh aku tak bisa tidur lagi. Kuberanjak dari tempat tidur dan menuju ke dapur untuk membuat segelas kopi panas. Nescafe Original 3 in 1. Musim dingin kali ini memang seperti masih enggan meninggalkan bumi Ankara. Sudah bulan keempat saja masih sedingin ini. Bahkan beberapa waktu lalu sempat masih hujan salju. Jadi bisa dipastikan bahwa pagi itu memang bernuansa agak lebih dingin dibandingkan pagi-pagi yang seharusnya. Apalagi tadi malam hujan sempat menyapa bumi Ankara. Sambil membawa segelas kopi, kulangkahkan kaki ini menuju balkoni rumah. Sekali-kali menghirup udara minggu pagi yang segar. Masih terlihat memang bekas  genangan-genangan air bekas hujan tadi malam. Hmmh, deras juga hujannya, pikirku.

Sunday, April 5, 2015

Sebuah Renungan



Sebagai seorang mahasiswa yang bisa di katakan mahasiswa tingkat akhir, tidak jarang aku berfikir akan menjadi apa aku nanti setelah lulus. Menjadi seorang mahasiswa yang menghabiskan hampir 4tahun di bumi Ustmani, seolah bukan menjadi sebuah modal yang layak mendapat lampu hijau untuk pergi kemanapun aku mau. Apa iya kalau lulusan luar negeri dijamin lebih sukses daripada yang lulusan dalam negeri? Enggak kan. Bahkan aku sering berfikir, apa sih nilai plus yang aku dapatkan dibanding teman-teman lainnya yang tak seberuntung aku yang menghabiskan masa kuliahnya di bumi pertiwi sana. Hal apa yang bisa aku banggakan dengan mereka? Pertanyaan itu seakan menjadi headline news yang selalu menghantui meminta untuk dijawab.

Most Popular